My Diary.
to Share my Life Events

Akhir Pekan, Yuk Selfie di Jembatan Pelangi



Apa agenda ahir pekan anda? Jika ingin melihat destinasi yang murah meriah bahkan gratis tidak ada salahnya meluncur ke Dusun Sumingkir, Desa Bantar Barang, Rembang Purbalingga. Didesa ini anda dapat berjalan dan selfie di Jembatan Pelangi.
Jembatan sepanjang 60 meter ini dibangu pada tahun 1977 oleh Gubernur Soepardjo Rustam sebagai hadiah atas kebaikan warga dusun ini mleindungi dan memberikan bantuan logistik kepada pejuang sewaktu perang kemerdekaan.
Karena termakan usia maka jembatan yang membelah Sungai Gintung ini menjadi seram dan menakutkan. Namun itu dulu, sekarang atas inisatif warga jembatan ini kemudian di cat dan diperbaiki secukupnya. Kini Jmebatan ini menjadi cantik dengan berbagai macam warna cat dan pepohonan di sekitar sungai yang ditata.
Warga menyebutnya jembatan pelangi karena memang warnanya beragam. Untuk berjalan di jembatan ini pengunjung tidak di kenakan biaya dan harus mencopot alas kaki agar jembatan tetap bersih. "Pengunjung juga tidak boleh mencorat-coret jembatan, " tutur seorang warga kepada PURBALINGGATIMES Sabtu (30/1/2016).
Atas kreatifitas warga jembatan tua ini sekarang menjadi tempat yang favorit untuk berfoto terutama di ahir pekan. Karena sudah hampir 40 tahun warga juga mengingatkan agar pengunjung tetap berhati-hati ketika melewati jembatan ini. Happy weekend. (*)

sumber:http://www.malangtimes.com/baca/9407/20160130/072335/akhir-pekan-yuk-selfie-di-jembatan-pelangi/ 
Jembatan Pelangi Jembatan Pelangi Author

Desa Wisata Purbalingga Dikunjungi 276.000 Wisatawan


PURBALINGGA – Sepanjang 2015, kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata di Purbalingga patut menjadi perhatian. Pasalnya, sejumlah desa yang sudah dikelola mampu menarik perhatian 276.000 wisatawan. 
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga Subeno, di sela-sela meninjau kegiatan pemuda Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang yang menyiapkan wahana Jembatan Pelangi, barubaru ini, mengemukakan, sumbangan terbesar pengunjung dari Desa Serang Karangreja, kemudian ke Desa Karangcegak, Kutasari yang mencapai 19.000 orang. Disusul Desa Panusupan, Kecamatan Rembang sebanyak 14.063 orang, Tanalum 12.371 orang. 
Pengunjung lain ke desa wisata Limbasari, Siwarak, Pekiringan, Karangbanjar, Purbayasa, dan Kedungbenda. “Pertumbuhan desa-desa wisata tentu akan menambah daya tarik wisata di Purbalingga. Dan, diharapkan dapat mendongkrak perekonomian warga masyarakat,” ujarnya. Subeno menyatakan tidak merasa khawatir dengan pertumbuhan desa wisata tersebut. Segmen wisatawan yang disasar untuk berkunjung ke desa wisata di Purbalingga tentu masyarakat di luar daerah. Dia berharap, wisata di Purbalingga tak hanya menawarkan kunjungan ke destinasi-destinasi yang memiliki daya tarik wisata besar, seperti Owabong, Sanggaluri, Purbasari, Pancuranmas atau ke Gua Lawa. 
Tren untuk menikmati desa wisata yang mulai meningkat juga perlu mendapat perhatian. Makin Meningkat Dia berujar, sejumlah desa kini tengah getol mengembangkan potensi desanya sebagai desa wisata. Gereget membangun desa wisata terlihat makin meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor pariwisata di Purbalingga. “Sejumlah kepala desa sudah menghubungi kami dan meminta dibimbing serta difasilitasi untuk membangun desa wisata,” ucap dia. Subeno menekankan, pihaknya menyambut positif gereget dari sejumlah kepala desa yang sangat antusias untuk membangun desanya sebagai desa wisata. 

Beberapa kepala desa di antaranya, bahkan telah melakukan studi banding secara mandiri ke desa wisata lain di luar Purbalingga. Dan, beberapa kepala desa lain melakukan studi banding dalam daerah seperti ke Desa Panusupan, Kecamatan Rembang dan Desa Serang, Kecamatan Karangreja. Sementara itu Budi, tokoh pemuda Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang menuturkan, pihaknya bersama para pemuda lain menyiapkan sejumlah daya tarik wisata di desanya, seperti Jembatan Pelangi, pohon jamur raksasa, dan puncak Gunung Gadung. Jembatan pelangi merupakan bekas jembatan gantung tua yang kini sudah tidak dimanfaatkan, tapi banyak wisatawan yang datang berkunjung untuk berfoto selfie dan menikmati kesegaran air sungainya. “Wahana wisata ini nanti akan kami kemas dengan wisata sejarah Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman di desa kami,” ungkap Budi. Terpisah, Kepala Desa Karangreja, Kecamatan Karangreja Sudjarwo mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan area istirahat yang berada di jalur Bobotsari- Pemalang. Selain itu, pihaknya bersama para pemuda juga tengah menyiapkan wisata sunrise Bukit Persil yang juga tak kalah memesona dengan bukit lain. “Kami tergugah mengembangkan potensi desa setelah belajar ke Kota Batu Jatim serta melihat beberapa desa wisata di Purbalingga,” ujar Sujarwo. (K35-57)
Jembatan Pelangi Jembatan Pelangi Author

Ada Pelangi di Jembatan Gantung

Pena Desa – “Cekrek..Cekrek..” bunyi kamera para pengunjung yang terdengar di sepanjang jembatan pelangi Dusun Sumingkir, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang Purbalingga.
Saat ini, suasana jembatan sangat berbeda dengan kondisi setahun yang lalu, dimana dulu warga merasa takut dan tidak nyaman untuk melewati jembatan yang di bangun pada tahun 1977 sebagai hadiah dari Supardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu atas kebaikan warga Dusun Sumingkir yang telah membantunya selama mengungsi pada jaman penjajahan dulu. Kini yang terlihat hanya senyum dan tawa para pengunjung, bahkan ada beberapa pengunjung yang tiduran di jembatan.
“Sengaja main kesini. Aman, tidak takut, tadi aja sempat tiduran di jembatan. penasaran liat di foto-foto teman. Ternyata pas kesini memang bagus. Tadinya tak kira bukan di Rembang,” ungkap Risky Praismi Triyuka, pengujung dari Jatilawang, Banyumas.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengunjung lain.
“Senang, jadi ada tempat wisata yang dekat, bisa buat refresing sama anak-anak, murah, tidak perlu capai dijalan.,” ungkap Wanda Agestia, pengunjung dari Desa Sumampir.
Jembatan sepanjang 60 meter dengan lebar sekitar 2,5 meter yang kedua sisinya hanya dibatasi rangkaian besi ini kini telah berubah, tidak menakutkan seperti dulu. Berbagai macam warna terhampar disepanjang jembatan, membuat suasana semakin ceria, seceria warga Dusun Sumingkir yang kini telah memiliki jembatan permanen yang aman dan nyaman seperti impikan mereka puluhan tahun lalu.
Saat berada diatas jembatan pelangi, pengunjung juga bisa melihat jembatan Soeparjo Rustam yang baru, yang dengan anggun membelah sungai Gintung. Pemandangan disekeliling jembatan menambah sejuk hati, sungai yang mengalir deras, pepohonan hijau disekeliling sungai, dan angin yang bertiup sepoi-sepoi.
Pemuda Dusun Sumingkir terinspirasi mengecat jembatan gantung dengan warna seperti pelangi karena saat sekarang ini sudah jarang melihat pelangi. Menurut nenek moyang mereka pada zaman dahulu di kedung (bagian sungai yang dalam) dekat jembatan sering terlihat bidadari yang sedang bermain ketika muncul pelangi.
“Maka dari itu kita bikin versi nyatanya bukan Cuma dongeng. biar nantinya banyak bidadari yang selfie di jembatan pelangi,” Ujar Beby Hanzian sembari tertawa.
“Untuk berkunjung bebas, tidak ada pungutan, kalau mau ikut membantu perawatan jembatan ya silahkan, tidak juga ngga apa-apa. Yang penting pengunjung rapi, mematuhi aturan seperti menjaga kebersihan, melepas alas kaki sebelum naik kejembatan, tidak mencorat-caret jembatan, dan berhubung jembatan sudah tua para pengunjung harus hati-hati tidak boleh melebihi daya tampung jembatan” imbuhnya.
Meskipun belum ada sebulan selesai dicat pelangi, setiap harinya puluhan pengunjung dari pagi hingga sore datang silih berganti, baik dari warga sekitar maupun dari luar daerah. Semoga tetap lestari dan terjaga dengan baik.
Jembatan Pelangi Jembatan Pelangi Author

Terbanyak dibaca

Bagaimanakah Tampilan Web Jembatan pelangi